News & Research

Reader

Masih Terdapat Katalis pada Ekuitas Indonesia, selain Rasio P/E IHSG - Ashmore
Thursday, May 09, 2024       21:25 WIB

Ipotnews - Bursa saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan yang pendek pada pekan kedua Mei 2024, Rabu (8/5), dengan mencatatkan penurunan IHSG sebesar 0,49% menjadi 7.089, jauh di bawah sesi penutupan pekan sebelumnya di posisi 7.135. Investor asing juga mencatatkan arus keluar ekuitas sebesar USD118 juta sepanjang pekan ini.
PT Ashmore Asset Management Indonesia mencata beberapa peristiwa yang mempengaruhi pergerakan indeks acuan di pasar modal dalam dan luar negeri hingga pertengah pekan ini, antara lain;
o Stok minyak mentah di AS naik 0,509 juta barel pada pekan lalu, setelah naik 4,906 juta barel pada pekan sebelumnya, menurut data Buletin Statistik Mingguan API.
o PMI Jasa HCOB Eurozone meningkat menjadi 53,3 pada April lalu, menandai pertumbuhan terkuat dalam hampir satu tahun, melampaui estimasi awal sebesar 52,9 dan naik dari 51,5 pada bukan sebelumnya.
o Surplus perdagangan Jerman meningkat menjadi EUR 22,3 miliar pada Maret 2024 dari EUR 21,4 miliar pada bulan sebelumnya, sedikit di bawa perkiraan pasar sebesar EUR 22,4 miliar. Ekspor meningkat lebih besar dibandingkan impor.
o PMI Jasa Umum Caixin Tiongkok turun menjadi 52,5 pada April 2024 dari 52,7 pada bulan sebelumnya, sesuai ekspektasi. Ini adalah pertumbuhan aktivitas jasa selama 16 bulan berturut-turut. Bisnis baru tumbuh paling tinggi dalam hampir satu tahun, didorong oleh peningkatan aktivitas terbaru dan peningkatan kepercayaan.
o Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga tidak berubah pada level 4,35% pada rapat Mei, sesuai ekspektasi. RBA mempertahankan biaya pinjaman untuk keempat kalinya sejak terakhir kali dinaikkan pada November 2023, dengan pertimbangan bahwa upaya mengembalikan inflasi ke target tidak akan berjalan mulus.
o Perekonomian Indonesia tumbuh 5,11% yoy pada Q1 2024, melebihi perkiraan pasar sebesar 5,0%, setelah naik 5,04% pada Q4 2023. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tahunan tercepat sejak Q2 2023, di tengah kuatnya konsumsi rumah tangga selama bulan Ramadhan, persiapan bulan puasa, dan Idul Fitri.
Dengan memperhatikan perkembangan selama tiga hari perdagangan pekan ini, berikut pendapat Ashmore dalam  Weekly Commentary , Rabu (8/5);
Apa yang terjadi sepekan terakhir ini?
Ashmore mencatat, IHSG pekan ini ditutup melemah dibandingkan penutupan pekan sebelumnya, terutama didorong oleh sektor Industri dan Keuangan yang memberikan kontribusi masing-masing sebesar -1.99% dan -1.40% terhadap indeks.
Pada sesi perdagangan yang singkat pekan ini berita utama datang dari beberapa pidato pejabat The Fed serta tren yang berlanjut di Eropa dan juga China. Sementara itu, PMI Jasa Zona Euro terus meningkat meskipun lajunya sedikit lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Jerman mengalami peningkatan surplus perdagangan meskipun tidak mencapai ekspektasi. Di sisi lain, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal pertama tahun ini.

Pertumbuhan di Indonesia
Ashmore mencermati, rilis data pertumbuhan PDB Indonesia untuk Q1 2024 pekan ini sebagian besar didorong oleh konsumsi selama periode Ramadhan. Selain itu, belanja pemerintah juga memiliki porsi yang signifikan (19,90% vs 2,81%), yang didorong oleh belanja terkait pemilu bulan Februari.
Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia saat ini masih berada dalam target bank sentral didukung oleh tingkat neraca perdagangan terakhir pada Maret yang lalu merupakan yang tertinggi sejak Februari 2023.
"Oleh karena itu, masih terdapat katalis pada ekuitas Indonesia selain rasio P/E IHSG saat ini sebesar 13,2x dibandingkan dengan rata-rata lima tahun sebesar 16,7x," tulis Ashmore.
Kendati demikian, Ashmore menyebutkan, kita masih terus melihat gangguan global akibat ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Oleh karena itu, Ashmore merekomendasikan untuk tetap melakukan diversifikasi pada saham dan pendapatan tetap untuk mendapatkan keuntungan dari antisipasi perubahan suku bunga meskipun waktunya tertunda dan perkiraan jumlah pemotongan yang lebih kecil.
"Untuk ekuitas, kami merekomendasikan ASDN (1Y 1,37% per 7 Mei 2024) dan ADEN (1Y -4,15% per 7 Mei 2024). Sedangkan untuk reksadana pendapatan tetap, kami merekomendasikan ADON (1Y 2,37% per 7 Mei 2024) dan ADUN (1Y - 0,51% per 7 Mei 2024) untuk portofolio Anda." (Ashmore).

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM